Wednesday, June 11, 2014

Sejarah, Fungsi, dan Cara Kerja Televisi



Televisi adalah sebuah peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat menangkap
siaran bergambar. Kata ’televisi’ berasal dari kata ’tele’ yang berarti jauh dan ’vision’ yang berarti
melihat. Jadi, televisi berarti melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi melibatkan banyak pihak, baik perorangan maupun badan usaha. Namun, awalnya televisi didasari oleh penemuan gelombang elektromagnetik oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang memulai era komunikasi elektronik. Pada tahun 1876, George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu sebagai sinar katoda. Pada tahun 1884, Paul Nipkov, ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.

Kemudian pada tahun 1888, Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal
(liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun, LCD baru dikembangkan
sebagai layar 60 tahun kemudian. Selanjutnya tabung sinar katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun pada tahun 1897. Ia membuat CRT dengan layar berpendar ketika terkena sinar. Inilah yang menjadi dasar pembuatan televisi layar tabung.

Istilah ’televisi’ pertama kali dikemukakan oleh Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International
Congress of Electricity yang pertama dalam pameran teknologi dunia di Paris pada tahun 1900. Selanjutnya selama abad 20 televisi telah berkembang dengan berbagai model dan fasilitas,
antara lain:
a. Televisi digital (digital television, DTV)
b. TV resolusi tinggi (high definition TV, HDTV)
c. Direct broadcast satellite TV (DBS)
d. Televisi internet
e. TV Web
f. DVD
g. LCD dan plasma display TV layar Datar

No comments:

Post a Comment